“JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” merupakan sebuah novel setebal 184 halaman karya penulis ternama Indonesia Umar Kayam. Novel ini menceritakan kisah seorang pemuda pribumi Indonesia yang belajar menuntut ilmu di Negeri Paman Sam.
Eko pemuda cerdas anak pasangan Harimurti dengan Sulistyanigsih ini mendapatkan beasiswa dari AFS(American Field Service) untuk belajar di Amerika Serikat dan bahkan menamatkan Sekolah Menengah Atas di Sunnybrook College di kota Sunnybrook, Connecticut, AS. Setelah dua tahun sekolah dan menamtkan masa SMAnya di Sunnybrook College, Eko ingin kembali ke tanah air untuk berbhakti kepada Negara dan orangtuanya di Indonesia . Akan tetapi, karena terbentur masa lalu ayahnya yang dianggap tidak bersih dari G30S/PKI akhirnya Eko melanjutkan study nya di Sunnybrook College. Setelah mendapatkan ijazah Sunnybrook College dengan predikat summa cum laude, Eko langsung diterima di perusahaan penerbutan Asia Books, sebuah perusahaan penerbitan internasional di New York. Kehidupan Eko di New York tidak hanya sekedar untuk belajar dan bekerja tetapi ia juga menjalin hubungan dengan masyarakat New York layaknya di Indonesia. Pada akhir bulan September, musim gugur, dipinggir sungai kecil di batas kota, ia berkenalan dengan wanita cantik Amerika keturunan Yahudi bernama Claire Levin. Mereka semakin dari semakin intim layaknya orang berpacaran.
Harimurti dan Sulis orang tua Eko, yang merindukan kedatangan anak semata mayangnya itu. Tiba-tiba mereka mendapatkan surat dari New York yang berisikan eko meminta restu dari Bapak-Ibunya untuk meikah dengan gadis Amerika dari keturunan Yahudi. Mereka sempat terkejut dengan isi surat yang dikirim Eko, karena anak mereka akan menikah dengan gadis asing keturunan yahudi pula yang tentu saja berlainan agama dengan Eko. Akan teapi dengan bijaksana dan demi kenyamanan hidup Eko, Hari dan Suli membalas surat Eko dan Merestui hubungan mereka.
http://chanersyah1945.blogspot.com/2008/04/contoh-karya-tulis-ilmiah.html
http://tarjo2009.blogspot.com/2009/04/dai-dan-konflik-perspektif-dalam-islam.html
uplikan karya ilmiyah popular :
Istilah keluasan pendapat pada ungkapan bijak di atas tentu memiliki makna yang amat mendalam, Imam Ahmad tentu telah mempertimbangkan betapa kata "keluasan" tentu lebih meninggikan derajat manusia yang lahir dengan dibekali akal fikiran yang tentu
semata-mata hanya dapat digunakan untuk kepentingan dari perorangan atau goloangan. Tentu saja dalam memahami kata "keluasan" lebih akan terasa betapa ternyata manusia telah diberikan sesuatu yang amat berharga yaitu akal yang digunakan untuk berfiakir, dibandingkan dengan kata "perbedaan" yang rentan dengan lahirnya satu konflik karena dianggap tidak sefaham satu sama lain.
Persoalan konflik perspektif dalam memahami Islam bukan merupakan hal baru, kendatipun akan selalu aktual dari generasi ke generasi yang hanya Allah yang tau sampai kapan generasi muslim akan berakhir di muka bumi ini. Jika kembali pada sejarah, maka akan didapati mengenai persoalan konflik perspektif tersebut yang memang berakar dari konflik yang diwariskan oleh para sahabat pasca Usman r.a., yang terus berkembang samapai saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar