Perekonomian Indonesia dalam tahun 2008 menghadapi tantangan yang cukup berat akibat faktor eksternal dan internal meskipun pertumbuhannya masih cukup tinggi.
"Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2007 sebesar 6,5 persen. Dalam tahun 2008 kita harapkan bisa tercapai lebih dari 6,3 persen," kata Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Made Sukada di Denpasar, Sabtu (26/1).
Ia mengatakan, meskipun perekonomian Indonesia menghadapi tantangan berat dengan koordinasi dan kerja keras semua pihak optimis pertumbuhan ekonomi 2008 minimal sama dengan tahun 2007.
Masyarakat dunia usaha hendaknya semakin gencar melakukan terobosan dan perbaikan, disamping sektor pariwisata yang masih cukup menjanjikan.
Demikian pula berbagai program pemerintah dan Bank Indonesia untuk menambah investasi dalam bidang infrastruktur, mendukung stabilitas makro serta memfasilitasi berbagai kegiatan sektor riil.
Sukada menjelaskan, faktor eksternal sangat berpengaruh mengingat perekonomian nasional sangat terbuka, sehingga permasalahan yang dihadapi perekonomian Amerika Serikat bisa memberikan dampak yang kurang menggembirakan bagi Indonesia.
Sebagian analis menyebutkan potensi resesi yang dihadapi AS cepat atau lambat pasti berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia melalui transmisi transaksi perdagangan dan transaksi modal.
"Jika perekonomian AS mengalami resesi, maka menurunnya pertumbuhan ekonomin tidak bisa dicegah. Mudah-mudahan menurunnya ekonomi AS bisa sebagian besar ditekan oleh tinginya pertumbuhan ekonomi dua negara yakni China dan india," ujar Sukada.
Hal itu didasarkan atas beberapa indikasi yang memberikan signal, bahwa hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara regional semakin meningkat, meskipun hubungan dagang dengan Amerika mengalami penurunan.
"Itu artinya kita dagang dengan negara tetangga porsinya makin besar, mudah-mudahan resesi ekonomi yang dialami AS dampaknya tidak terlalu besar terhadap perekonomian nasional," harap Sukada.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,3 persen pada tahun 2007 merupakan angka pertumbuhan tertinggi selama sepuluh tahun terakhir sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan itu diharapkan minimal dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan pada masa-masa mendatang. Komponen yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,3 persen itu didominasi oleh konsumsi dan ekspor yang dibantu oleh membaiknya investasi swasta.
"Selain itu sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi menjadi pendorong terbesar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)," ujar Sukada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar