|
Klik disini untuk info lebih lengkap |
|
BLOG INI SAYA BUAT UNTUK MENGAJAK SELURUH RAKYAT INDONESIA MERDEKA LAHIR DAN BATIN DAN INSYA ALLAH SAYA SIAP MENJADI PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA (2049-2054)
|
Klik disini untuk info lebih lengkap |
|
Para ilmuwan semakin yakin, detail paling halus dalam kosmos memang diliputi kekaburan. Seolah ada tirai pembatas antara pengetahuan manusia dengan hakikat semesta. Ilmu pengetahuan semakin terbukti tak sanggup menembus dunia di balik batas itu.
Bukan apa-apa, memang begitulah cara alam memperlihatkan dirinya pada manusia …!
Dalam konsep ilmu pengetahuan modern dewasa ini, alam semesta dengan segala isinya tersusun dari materi dan energi. Materi (benda) tersusun pula atas partikel-partikel halus yang lazim disebut atom. Sedangkan atom, dapat pula kita bagi atas sebuah inti atom bersama sejumlah elektron pada jarak yang relatif jauh.
Sebetulnya istilah-istilah atom, proton, dan sebagainya, semua hanyalah “model”. Artinya nama-nama tersebut dikaitkan dengan suatu gejala tertentu, sedemikian rupa sehingga dengan model itu para ilmuwan akan lebih mudah bekerja.
Sebab itu “model” atom bisa bermacam-macam. Dalam sejarah fisika atom, dikenal model-model atom mulai dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan sebagainya.
Jadi pernahkah para ilmuwan melihat elektron? Gelombang? Cahaya? Tidak pernah! Ia bahkan tidak akan pernah tahu apa persisnya semua itu.
Thomson misalnya: sekalipun dikatakan sebagai penemu elektron, ia sebetulnya tidak pernah tahu seperti apakah elektron itu. Yang dia lakukan hanyalah membuat eksperimen. Lalu ia perhatikan gejala-gejala atau sifat-sifat hasil eksperimennya. Dari sana disusunlah konsep … dan ternyata konsepnya itu bisa menerangkan gejala tersebut. Hanya itu koq. Lantas, apabila konsep tersebut ternyata gagal, yang salah bukan gejalanya … tapi konsep itulah yang perlu disempurnakan!
Namun, baiklah, mari kita coba-coba melakukan eksperimen khayal. Istilahnya “Gedunken Experiment” alias eksperimen dalam pikiran. Maksud kita hendak melihat elektron.
Okelah kita anggap kita mempunyai semua peralatan yang dibutuhkan. Kita perkirakan ada sebuah mikroskop elektron yang sangat luar biasa. Daya uraiannya kita anggap akan sanggup menembus “kabut atomik”. Ditunjang lagi dengan daya pembesaran mencapai 100 bilyun kali! Memang dengan perbesaran begitu, secara teoritis dapat diramalkan elektron akan terlihat oleh mata.
Akan tetapi, apa yang terjadi? Ternyata tak semudah apa yang dibayangkan. Masalahnya begini. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita bisa melihat karena pertolongan cahaya visual (kasat mata). Cahaya ini mempunyai panjang gelombang antara 3800 angstrom sampai 7500 angstrom; dimana 1 angstrom = 10-8 cm.
Padahal kita tahu elektron jauh lebih kecil dari itu. Diameternya sepertiga milyar milimeter. Tentu akibatnya malah elektron tersebut akan “tertutupi”. Ibarat mau melihat bola, lalu bola itu kita tutup dengan sehelai kain hitam yang panjang. Mana mungkin akan terlihat!
Apa akal? Terpaksa kita cari cahaya lain. Tapi panjang gelombangnya mesti yang lebih pendek dari diameter (garis tengah) elektron. Kalau tidak … sama saja bohong! Namun resikonya, kita terpaksa melihat bukan dengan mata. Sebab mata hanya mampu bekerja pada rentang gelombang optis (cahaya tampak).
Baiklah kita gunakan saja alat detektor supercanggih, berfungsi laksana “mata”. Ternyata kesulitan tetap saja tak teratasi. Kalau kita pakai sinar-X, panjang gelombangnya masih sedikit besar ketimbang elektron. Yah … akhirnya elektron tak akan kelihatan juga.
Terpaksa kita ganti dengan sinar lain. Akhirnya satu-satunya pilihan cuma sinar gamma. Sinar itu dipancarkan oleh radium hingga sering disebut sinar radium. Sinar ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Itu berarti energinya pun sangat tinggi.
Namun, apa yang terjadi sewaktu pas alat detektor kita corongkan ke lensa supermikroskop? Bentuk apakah yang terlihat jauh di kedalaman sana?
Tidak! Kita tak menemukan apa-apa! Lho … koq bisa? Bukankah tadi elektron masih ada? Kenapa tiba-tiba bisa lenyap tanpa jejak begitu saja? Apa yang telah terjadi? Ya … sewaktu sinar gamma datang menghampiri elektron, ternyata elektron malah tidak sanggup mematulkan sinar itu kembali ke mata detektor. Ia tak sanggup menahan hantaman sinar gamma berenergi sangat tinggi itu. Elektron malah terhambur, terpental entah ke mana. Kecepatan gerak elektron jadi luar biasa. Tentu saja … detektor tak akan sanggup mencari “di mana dia”! sia … sia … putuslah asa … kecewa! Tapi, apa mau dikata …!
BATAS PENGETAHUAN
Persisnya elektron, tak berposisi sama sekali. Usaha untuk menemukan elektron saja menendangnya ke luar lapangan pengamatan. Usaha menemukan tempatnya, baik dilakukan secara eksperimen atau cuma dikhayalkan saja, sama persis dengan memberinya kecepatan serta arah yang tidak dapat diketahui.
Mustahil bisa ditentukan kedudukannya dalam ruang-waktu. Dilematika yang ditimbulkan oleh sebutir elektron pada indera manusia ini, langsung ditangani oleh ahli fisika kuantum, Werner Heisenberg, pemenang hadiah Nobel tahun 1932. Ia mengumumkan apa yang disebutnya asas ketidakpastian.
Menurut asas ini, mustahil mempertautkan pada indera manusia semua sifat diskriptif sehari-hari dalam dunia “ghaib” subatomik. Bahkan sampai waktu kapan pun!
Memang, kini dikenal elektron punya deskriptif tertentu, seperti spin, massa, muatan, dan sebagainya. Tapi semua itu tak lain hanyalah pendefinisian sifat gejala alam, ketimbang betul-betul observasi langsung. Kita tak mungkin memungut sebiji atom lalu kita lakukan percobaan, kita ukur, dan sebagainya!
Percobaan hanya mungkin dilakukan dalam jumlah yang banyak. Semisal satu gram unsur yang terdiri dari berbilyun-bilyun atom. Akibatnya hasil perhitungan hanyalah “kira-kira”. Pendekatan statistik, sebab ia hanya merupakan kesimpulan rata-rata dari sejumlah besar angka-angka.
Jika ilmu pengetahuan coba-coba melakukan eksperimen pada suatu satuan dasar, seperti halnya menyelidiki satu atom, apalagi satu elektron. Maka ia akan berhadapan dengan suatu kemustahilan yang maha mutlak!
Banyak para ilmuwan merasa azas ketidakpastian Heisenberg adalah sifat hakiki alam semesta. Mereka yakin, detail paling halus dalam kosmos sering diliputi kekaburan. Ia tak kan pernah dapat diterangkan atau diatasi oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tak kan sanggup mengenal hakekat segala seseuatu.
Seolah Heisenberg berkata, “Ada batas, di mana di luar batas itu kita mustahil bisa mengukur proses alam secara tepat pada waktu yang bersamaan. Batas itu bukan disebabkan keterbatasan alat-alat pengamatan kita. Bukan pula akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kita.
Tetapi … memang, begitulah cara alam “memperlihatkan” dirinya pada manusia …”
MAKHLUK GHAIB ADA TIDAK?
Dalam zaman serba “wah” ini masih banyak orang yang tidak percaya pada adanya makhluk-makhluk ghaib seumpama malaikat, iblis, jin, dan sebagainya. Bahkan eksistensi Allah pun tak diakuinya …!
Kalau ditanya pada mereka apa sebabnya? Mereka akan menjawab mana buktinya? Seolah dengan pongah ia berkata, “sesuatu yang ada pasti ada buktinya”. Tanpa ia sadari bahwa tak semua “yang ada” dapat dibuktikan keberadaannya! Sebab memang ada batas –seperti kata Heisenberg juga. Dan di luar batas itu, bersrimaharajalela keghaiban yang maha mutlak.
Tak ada cara buat ilmu pengetahuan mengenal yang “ghaib”. Einstein sendiri menyadari, setiap besaran-besaran fisik yang kita ukur senantiasa akan tersandung di bawah kerelatifan.
Broglie pun akhirnya melontarkan gagasan dualisme zarah-gelombang. Tiada cara buat mengenal keghaiban, tiada cara mengukur yang hakekat, tiada cara buat mengamat kemutlakan!
Apa daya? Ya … betul … satu-satunya cara buat mengenal hakekat, buat mengenal yang mutlak, buat mengenal alam ghaib … hanyalah terbukanya hijab, tersingkapnya batas. Dan itu hanya mungkin jika Allah sendiri yang menginginkannya.
Allah sendiri yang akan memperkenalkan adanya malaikat, adanya makhluk ghaib, alam ghaib, dan sebagainya itu. Tanpa tedeng aling-aling … satu-satunya cara … ialah kita imani saja! Wajib kita imani … kita percayai, tanpa sedikitpun menyelinap keraguan …!
Jangan tanya bukti, sebab ia di luar wilayah bukti. Bukti hanya mungkin diterapkan buat alam fisis, alam syahadah. Itu pun hanya terbatas, dibatasi oleh alam itu sendiri …!
“Dia Allah, yang mengetahui yang ghaib. Dia tidak akan memperlihatkan kepada seorang pun hal yang ghaib itu. Kecuali pada utusan yang diridhai-Nya…” (QS. 72: 26-27)
Maha Benar Allah dengan segala Hukumnya!
KAB | KEC | INSTANSI_INDUK | NAMA | ST_VERSION | PEG_NUPTK | PEG_NUPTK_KETERANGAN |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SD N 2 MERGOSONO | SUGIYONO | 2=DITERIMA | 7537743646200063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SD N 2 SIKAYU | SUDIHARTONO | 2=DITERIMA | 3955743647200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SD N 2 TUGU | SAMIKIN | 2=DITERIMA | 8035743646200073 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | AGUS EKO HENDRARTO | 2=DITERIMA | 3145743646200063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | AHMAD BUKHORI | 2=DITERIMA | 5535747652200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | BUDI IRIANTO | 2=DITERIMA | 9553739640200023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | DARGINI | 2=DITERIMA | 6160738641200033 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | DIAH SUPRIATIN | 2=DITERIMA | 4955744647300032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | DWI ASTUTI | 2=DITERIMA | 8456754656300053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | ENY SETYOWATI | 2=DITERIMA | 3458748649300013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | FATONI RUMIANTORO | 2=DITERIMA | 9347747648200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | IMAM ASHARI | 2=DITERIMA | 1934752653200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | KAMINGSUN | 2=DITERIMA | 6938731635200012 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | LYLYS LEIDIANA TIMUR | 2=DITERIMA | 0440758659300053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | MARIYAM | 2=DITERIMA | 7540747650300052 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | MILA ERNAWATI | 2=DITERIMA | 2357747649300083 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | MUCHTADI | 2=DITERIMA | 8040734635200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | MUJI UTAMI | 2=DITERIMA | 6756747649300102 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | MURIDNO | 2=DITERIMA | 1840744646200062 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | NURHIKMAWATI SATMI | 2=DITERIMA | 2062745647300063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | NURKHOMSIYAH | 2=DITERIMA | 1840757659300052 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | PAIMAN | 2=DITERIMA | 4151741642200023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | POLIS PANCAYANA | 2=DITERIMA | 9837738639200062 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | PUJIANTO | 2=DITERIMA | 0541742646200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | PURWANINGSIH | 2=DITERIMA | 8153762663300073 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | PURWANTO | 2=DITERIMA | 0440739641200052 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | RATNAWATI | 2=DITERIMA | 2549740642300053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | RINI PUJI RAHAYU | 2=DITERIMA | 9244743646300073 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SARIMIN | 2=DITERIMA | 7940740643200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SARPINGI | 2=DITERIMA | 9651746647200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SITI SRI AMINI | 2=DITERIMA | 4654743644300042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SRI ENDAH SUSANTI | 2=DITERIMA | 4153757659300063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SUMSIYAH | 2=DITERIMA | 1234753656300013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SUPARSO | 2=DITERIMA | 7949732635200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | SUWARTI | 5=DITOLAK | Double Counting - Sudah ada NUPTK : 3854747649300042 di SMP MUHAMMADIYAH | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | TRISYANTO | 2=DITERIMA | 3446750653200023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | WIDJIL SUMIRAT | 2=DITERIMA | 3144734636200063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | YENI WARDIYANTI | 2=DITERIMA | 2934749650300042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 BUAYAN | YUSUF SULAIMAN | 2=DITERIMA | 1147745648200053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Bambang Soetaji | 5=DITOLAK | Double Counting - Sudah ada NUPTK : 8840737639200032 di SMK PLUS NURURROHMAH | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Nasirun | 2=DITERIMA | 6955732634200012 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Rakiman | 2=DITERIMA | 5543747649200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Setyasih Rahmawati | 2=DITERIMA | 4658742642300012 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Sistini | 2=DITERIMA | 4650742643300052 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Siti Yatimah | 2=DITERIMA | 8544743643300022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Sunarto | 2=DITERIMA | 4656747649200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 1 Buayan | Turmudi | 2=DITERIMA | 7253737640200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | ACHMAD MUHRODI | 2=DITERIMA | 9156746649200043 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | AKHMAD RIYANTO | 2=DITERIMA | 3441745647200053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | BAMBANG PRAYIT SUKENDRO | 2=DITERIMA | 6447740642200063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | BETTY SUGESTIANA S | 2=DITERIMA | 4456757658300033 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | DARSONO | 2=DITERIMA | 3334739642200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | FUAD FAUZI | 2=DITERIMA | 7144745648200063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | FURQON ISMAIL | 2=DITERIMA | 3347750651200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | HIERONYMUS DIAN ADRIANA | 2=DITERIMA | 1547749651200072 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | JASIMIN | 2=DITERIMA | 8535756657200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | JOKO ATMOJO | 2=DITERIMA | 5540749651200052 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | JOKO SANTOSO | 2=DITERIMA | 8833738640200072 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | KAMILAH | 2=DITERIMA | 7734747649300082 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | LASINO | 2=DITERIMA | 0438741643200042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | MARSINEM | 5=DITOLAK | Double Counting - Sudah ada NUPTK : 8338743646300003 di SMP PGRI 1 PURING | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | MINTARDJO DJOKO SUTOMO | 2=DITERIMA | 7454732633200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | MURNIYATI | 2=DITERIMA | 2555745647300052 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | NANING SRI WIBOWO | 2=DITERIMA | 2348744646300053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | NGAIZU CHOIRIRIN | 2=DITERIMA | 8160748650300103 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | PONIMIN | 2=DITERIMA | 7142751656200003 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | PONIRAN | 2=DITERIMA | 8142751656200003 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | RAHAYU PRIHATINI | 2=DITERIMA | 4662744645300012 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SAIJAN | 2=DITERIMA | 4962748651200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SIDIK MUARIF | 2=DITERIMA | 7643753654200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SITI ALFIYATUN | 2=DITERIMA | 1061747649300083 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SITI HASANAH TUTI HAMIYAH | 2=DITERIMA | 4460749650300032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SITI NURKHABIBAH | 2=DITERIMA | 6936748650300132 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SODIKIN | 2=DITERIMA | 7047747650200073 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUDIBYO | 2=DITERIMA | 3844742643200072 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUKARMI | 2=DITERIMA | 3743748649300032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUKARMIN | 2=DITERIMA | 9044741643200073 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUMARNO | 2=DITERIMA | 6540747650200042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUNARLAN | 2=DITERIMA | 8362741643200033 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUPARMAN | 2=DITERIMA | 4642731633200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | SUPARYONO | 2=DITERIMA | 1853746649200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | UTAMA AJI | 2=DITERIMA | 8845763664200022 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | WARSONO | 2=DITERIMA | 4144749651200063 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | WIDODO AGUS KIRYANTO | 2=DITERIMA | 9557737638200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | WIWI ARI PILIANTI | 2=DITERIMA | 4633760661300112 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | YATIMIN | 2=DITERIMA | 3235748649200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP N 2 BUAYAN | YUSTINUS SIGIT KRISTIYANTO | 2=DITERIMA | 1835744646200072 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | AGUNG KURNIANTO | 2=DITERIMA | 6257757658200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | AKHMAD KHAMDI | 2=DITERIMA | 8447742644200053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | AKHMAD ROMELI | 2=DITERIMA | 7057741642200023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | AKHMAD ROMELI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | ANDY PRIYO SASONGKO | 2=DITERIMA | 3759757658200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | ARI NOVIANTIE | 2=DITERIMA | 8444762664300083 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | ATIP MAMAN | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | ATIP MAMAN | 2=DITERIMA | 1648724625200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | DJUMIRAN | 2=DITERIMA | 5833721623200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | DWI BUDI LESTARI | 2=DITERIMA | 6456757659300073 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | DWI BUDI LESTARI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | EDY SAYOGYO | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | EDY SAYOGYO | 2=DITERIMA | 2242741640200003 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | EKO SUGIYANTO | 5=DITOLAK | Double Counting - | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | EKO SUGIYANTO | 2=DITERIMA | 9552748651200023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | FATONI RUMIANTORO | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | FITRI ASTUTI | 2=DITERIMA | 2247755656300053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | FURIYATI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | H MUHTAMIL | 2=DITERIMA | 3137725627200023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | H.SJ NURROCHMAT | 2=DITERIMA | 2842722623200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | IDA RARASTUTI | 2=DITERIMA | 9457754654300002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | JOKO SANTOSO | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | JOKO SANTOSO | 2=DITERIMA | 0557760661200033 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | KARIMUN | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | KARIMUN | 2=DITERIMA | 9652743644200042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | KASMINI | 2=DITERIMA | 3833746647300042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | KASMINI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | MILA MUNJAR WANTI | 2=DITERIMA | 9162765666300023 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | MUNAWAR ZUHRI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | MUNAWAR ZUHRI | 2=DITERIMA | 7047750653200033 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | MURTINI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | NGADIMIN | 2=DITERIMA | 1755745651200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | NGAIZU CHOIRIRIN | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | NINA NOVIYANTIE | 2=DITERIMA | 3449761663300083 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | NUR HIDAYATUN | 2=DITERIMA | 4941760661300092 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | OLIVIA HENRY | 2=DITERIMA | 7153758659300053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | PARIMIN WIDHI ANTORO | 2=DITERIMA | 4736728630200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | PUJO ABDUL HAKIM | 2=DITERIMA | 8134746649200043 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | RATINEM | 2=DITERIMA | 1450748650300062 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SAIJAN | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SIS PRAMONO | 2=DITERIMA | 6962749651200042 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SITI MAHMUDAH | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SRI RUSMINI | 2=DITERIMA | 4857764665200032 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SRI WURYANTI | 2=DITERIMA | 8544746648300123 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SRI WUWUH WURYANINGSIH | 2=DITERIMA | 7342761663300173 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUAJI MARTONO | 2=DITERIMA | 2443748653200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUDARNO | 2=DITERIMA | 5861749652200012 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUGITO | 2=DITERIMA | 8150741645200003 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUNARDI | 2=DITERIMA | 8146736638200053 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUNARTI | 2=DITERIMA | 9443735639300003 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUPIYANI | 2=DITERIMA | 1936745648300072 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SUPIYANI | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SURATI | 2=DITERIMA | 8844746648300112 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | SYOLLICHACH | 2=DITERIMA | 3855763664300102 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | TITIN SUWARTINI | 2=DITERIMA | 6445758659300062 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | UDIN HARYANTO | 3=DITUNDA | nama ibu kandung tidak rasional | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | SMP PGRI 1 BUAYAN | UMU BAROROH | 2=DITERIMA | 1352760662300103 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | UPT DINAS P DAN K KEC. BUAYAN | M. SUPRIYADI | 2=DITERIMA | 9447729630200003 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | UPT DINAS P DAN K KEC. BUAYAN | P. SETYABUDI | 2=DITERIMA | 7546728629200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | UPT DINAS P DAN K KEC. BUAYAN | S. BUDHI DWI WANANTO | 2=DITERIMA | 3541730631200013 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | UPT DINAS P DAN K KEC. BUAYAN | SARDI | 2=DITERIMA | 5959732633200002 | |
KAB. KEBUMEN | BUAYAN | UPT DINAS P DAN K KEC. BUAYAN | SUBARDJO | 2=DITERIMA | 6848726627200002 |
Merenungi keagungan ALLAH |
Sabtu (18/4) sore saya kedatangan tamu seorang kiai kampung di rumah. Sang tamu yang kebetulan masih kerabat istri saya bercerita bahwa pada Pemilu 9 April lalu dirinya kecewa kepada jamaahnya.
Mengapa kecewa? Dia mendapati anggota jamaahnya bertindak ”liar”. Mereka tidak bisa lagi diarahkan. Sebagai pembimbing jamaah, dia tidak lagi dijadikan rujukan dalam menentukan pilihan politik.
Sang kiai itu bertutur, beberapa minggu sebelum hari H pencontrengan, dia kedatangan banyak caleg di rumahnya. Karena itu, dia pun mengenal banyak caleg yang berangkat dari berbagai partai. Nah, dengan pengetahuan itu, dia merasa cukup layak dijadikan rujukan. Namun, harapan itu sia-sia. Sebab, masyarakat kampung yang selama ini menjadi santrinya, ternyata tidak lagi mendengarkan omogannya. Mereka bertindak sangat pragmatis.
Pilihan politik dijatuhkan berdasarkan besar-kecilnya ‘’sadaqah” yang diberikan caleg kepada mereka. Mereka tidak lagi melihat apakah sang caleg dari golongannya (santri) apa tidak, berbudi baik atau tidak.
***
Bagi saya, cerita tadi sungguh menarik. Bisa jadi, ”pengalaman spiritual” itu tidak hanya dialami kiai kampung kerabat istri saya, tapi juga kiai-kiai kampung lainnya. Jika asumsi itu benar, fakta tersebut bisa mengurai mengapa partai-partai yang berbasis kaum sarungan (santri) -salah satunya PKNU- tidak mendapat suara signifikan di basis mereka. Juga mengapa PKB -yang juga salah satu partai yang berbasis kaum santri- tidak terlalu hancur kendati habis-habisan digempur Gus Dur.
Seperti diketahui, PKNU yang merupakan pecahan dari PKB dideklarasikan oleh banyak kiai besar. Selama berkampanye, merekalah yang dijadikan jualan utama. Namun, sungguh di luar dugaan, perolehan suara yang mereka raup ternyata tidak sebanding dengan kebesaran belasan kiai yang berada di balik PKNU.
Begitu juga PKB. Dengan gempuran yang bertubi-tubi dari Gus Dur, banyak orang yang menduga PKB akan benar-benar babak belur. Banyak yang berasumsi kaum santri yang selama ini menjadi pendukung setia PKB akan lari bersamaan kiai panutan mereka, dalam hal ini Gus Dur.
Namun, lagi-lagi asumsi itu meleset. Memang, suara PKB merosot cukup signifikan. Namun, tidak separah dugaan banyak orang. Tidak sebesar karisma dan kekiaian Gus Dur. Karena itu, menurut saya, PKB masih layak bersyukur dengan perolehan yang ada saat ini.
Mengapa fenomena itu terjadi? Cerita kiai kampung tamu saya di atas bisa dijadikan jawaban. Dalam menentukan pilihan, mayoritas kaum santri rupanya tidak lagi merujuk kepada kiai. Namun, pilihan mereka lebih didasarkan kepada kepentingan pragmatis.
Tentu, harus digarisbawahi bahwa pengecualian pasti selalu ada. Patut diyakini, tidak semua santri bertindak pragmatis. Yang masih manut kepada kiai tentu masih ada. Hanya, jumlahnya terus tergerus dan semakin kecil. Intinya, sekarang sedang terjadi proses desakralisasi politik di kalangan masyarakat santri.
***
Perubahan tersebut harus disadari oleh para politikus santri. Mereka tidak bisa lagi mengandalkan hal-hal yang berbau primordial dalam mencari dukungan. Mereka harus bekerja secara ”profesional”. Mulai melakukan serangan udara, laut, darat, hingga kalau perlu serangan fajar.
Tentu, kalau ditarik ke persoalan moral, fakta tersebut cukup memprihatinkan. Namun, harus disadari bahwa hal itu tidak terjadi begitu saja. Ada proses panjang yang mengondisikan masyarakat santri menjadi bersikap pragmatis.
Dalam hal ini, kiai kampung tamu saya tadi memiliki jawaban sederhana, tapi mengena. Dia mengatakan, hal itu terjadi karena para santri melihat, siapa pun yang menjadi pimpinan (baca: wakil rakyat), perilakunya sama saja. Mereka tidak banyak berbuat untuk rakyat. Mayoritas juga tidak amanah. Ada yang korupsi lagi!
Dalam bahasa lain, telah terjadi apatisme di kalangan masyarakat santri. Mereka tidak lagi memiliki banyak harapan dari para politikus santri yang menjadi representasi mereka.
Bagi para politikus santri, kenyataan ini sungguh tidak mengenakkan. Tapi, itulah fenomena yang kini menggejala. Masyarakat santri telah ”tercerahkan”. Mereka menjatuhkan pilihan berdasarkan pertimbangan rasionalitas. (Maaf) bahasa kasarnya; ada uang ada barang.
Memang, itu adalah kenyataan yang sangat memprihatinkan. Itu tidak hanya menjadi noda bagi masyarakat santri sendiri. Hal itu juga menodai nilai demokrasi di negeri ini.
Jika kembali ke moralitas masyarakat santri, seharusnya pilihan politik tidak didasarkan pada pragmatisme. Pilihan harus disandarkan pada nilai-nilai idealisme. Yakni, merujuk pada kepentingan dan moralitas agama. Namun, seperti disebutkan di atas, pergeseran itu tidak terjadi begitu saja. Ada rangkaian panjang yang menjadi penyebabnya.
Karena itu, mereka (masyarakat santri) tidak bisa dijadikan terdakwa utama. Mereka hanyalah korban yang kemudian nekat melakukan serangan balasan. Dengan demikian, yang pas dijadikan terdakwa tetaplah politikus santri yang telah merusak dan memorak-porandakan kepercayaan mereka.
Jadi, bila perpolitikan santri ke depan diharapkan tetap eksis, perubahan mendasar sangatlah dibutuhkan. Sekarang bola ada di tangan politikus santri. Maukah kembali ke khitah sebagai santri? (zen@jawapos.co.id/ telah dipublikasi di jawa pos, 23/04/09)
Sembilan Pedoman Berpolitik Warga NU
14 Januari 2009 23:01:13
Canda Suami Istri
OLEH : K.H. A MUSTOFA BISRI