Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air yang budiman,
Mencermati pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah yang sedang marak akhir-akhir ini,kita dihadapkan pada sebuah ironi “wuwuran” yaitu memberi uang kepada si pemilih untuk mencoblos calon tertentu,sungguh unik apabila kita benturkan dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat adalah kebanyakan dari mereka mau berangkat ke TPS kalau ada uang ganti kerja,kebanyakan orang-orang tersebut adalah penduduk pedesaan. Mereka beralasan bahwa jika mereka harus pergi ke TPS maka meninggalkan pekerjaan sehari hari mereka seperti bertani,jadi sopir,berjualan ke pasar,ataupun yang sebenarnya hanya menganggur termangu dirumah mereka pun merasa waktu mereka tersita untuk melaksanakan pesta demokrasi yang kata orang sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sila keempat Pancasila.
Mencermati pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah yang sedang marak akhir-akhir ini,kita dihadapkan pada sebuah ironi “wuwuran” yaitu memberi uang kepada si pemilih untuk mencoblos calon tertentu,sungguh unik apabila kita benturkan dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat adalah kebanyakan dari mereka mau berangkat ke TPS kalau ada uang ganti kerja,kebanyakan orang-orang tersebut adalah penduduk pedesaan. Mereka beralasan bahwa jika mereka harus pergi ke TPS maka meninggalkan pekerjaan sehari hari mereka seperti bertani,jadi sopir,berjualan ke pasar,ataupun yang sebenarnya hanya menganggur termangu dirumah mereka pun merasa waktu mereka tersita untuk melaksanakan pesta demokrasi yang kata orang sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sila keempat Pancasila.